Jumat, 01 April 2011

Menentukan Jumlah Elektron Jika Bilangan Kuantum Diketahui

Berapakah jumlah elektron maksimum yang dapat ditampung oleh orbital yang memiliki bilangan kuantum berikut ini,
·         a. 4p
·         b. n=3, l=1, m=+1
·         c. n=2, l=0
·         d. 5d
·         e. n=4 dan l=3
Jawab:
a. Untuk orbital 4p maka nilai bilangan kuantum azimutnya adalah 1 dimana nilai bilangan kuantum magnetiknya adalah +1, 0, -1 jadi terdapat 3 orbital sehingga jumlah elektronnya adalah 6.
b. bilangan kuantum azimutnya  adalah n=3, bilangan kuantum azimutnya adalah l=1 ini merujuk pada orbital p, jadi terdapat 3 orbital karena bilangan kuantum magnetiknya adalah m+1 maka jumlah orbital maksimum adalah 2.
c. bilangan kuantum utamanya adalah n=2 dan bilangan kuantum azimutnya adalah 0 ini berarti elektron berada diorbital s, jadi jumlah elektron maksimal adalah 2.
d. 5d, menunjukkan bahwa orbital adalah d dimana orbital d memiliki 5 kamar jadi elektron maksimalnya adalah 10 elektron.
e. Bilangan kuantum utamanya adalah n=4 dan bilangan azimutnya adalah l=3 ini menunjukkan orbital f, orbital f memiliki 7 kamar sehingga jumlah elektron maksimal adalah 14.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

READ MORE - Menentukan Jumlah Elektron Jika Bilangan Kuantum Diketahui

Paragraf dan Kalimat

Paragraf
adalah kesatuan pikiran yang mengungkapkan ide pokok yang berbentuk dalam
rangkaian kalimat yang berkaitan dengan bentuk (kohesi) dan makna (koherensi).
Bentuk paragraf
1. deduktif: inti paragraf di awal paragraf.
2. induktif: inti paragraf di kalimat terakhir.
3. campuran: inti paragraf di kalimat pertama dan terakhir.
4. ineratif: inti paragraf di tengah­tengah paragraf.
Jenis paragraf
1. narasi: menceritakan suatu kejadian berdasarkan kronologi.
2. deskripsi: menggambarkan suatu kejadian dengan kata­kata yang merangsang
indra agar realistis.
3. eksposisi: menguraikan sesuatu sejelas­jelasnya agar pembaca mudah mengerti
dan jelas.
4. argumentasi: berisi fakta yang tidak untuk persuasif melainkan hanya
menegaskan pendapat penulis.
5. persuasi: berisi ajakan untuk merubah pendapat pembaca agar sama dengan
penulis

Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat.

Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
1.   Kalimat Majemuk Setara
2.   Kalimat Majemuk Bertingkat
3.   Kalimat Majemuk Campuran
4.   Kalimat Majemuk Rapatan

Kalimat majemuk setara
Yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
§  Kalimat Majemuk Setara Penggabungan: Menggunakan kata penghubung `dan`
§  Kalimat Majemuk Setara Penguatan: Menggunakan kata penghubung `bahkan`
§  Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: Menggunakan kata penghubung `atau`
§  Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: Menggunakan kata penghubung `tetapi`, `sedangkan`, `melainkan`
§  Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: Menggunakan kata penghubung `kemudian`, `lalu`, `lantas`

Kalimat majemuk bertingkat
Yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Contoh: Induk Kalimat: Kemarin ayah mencuci motor. Selanjutnya kata `kemarin` yang menduduki pola keterangan, diperluas menjadi anak kalimat yang berbunyi: Ketika matahari berada di ufuk timur. Maka penggabungan induk kalimat dan anak kalimat berdasarkan kalimat di atas menjadi:
1.   Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor, atau
2.   Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.

Kalimat majemuk campuran
Yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Contoh: Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya.

READ MORE - Paragraf dan Kalimat

Kamis, 31 Maret 2011

Heliks Ganda DNA

percobaan Aveling  membuktikan kalau DNA merupakan cetak biru untuk sifat dan fungsi dari organisme.
Sembilan tahun kemudian, 1953, seorang biokimiawan Amerika bernama James D Watson (1928 – ) dan seorang biokimiawan Inggris, Francis Crick (1916 – ) berhasil memecahkan misteri struktur DNA. Mereka juga menjelaskan bagaimana caranya bekerja di saat pembelahan dan pertumbuhan sel. Mereka mengajukan bentuk helix ganda. Atau bisa juga di bilang tangga spiral. Model tangga spiral ini menghubungkan basa-basa kimiaDNA dalam pasangan yang jelas. Dengan model tangga yang muter kayak gini, mereka mampu menjelaskan bagaimana molekul DNA bisa menyalin diri mereka sendiri, karena tiap sisi tangga itu identik satu sama lain; kalau dipisah, masing-masing jadi semacam cetakan untuk membuat belahannya yang baru.
Sisi-sisi dari tangga DNA terdiri dari molekul gula dan fosfat yang bolak-balik, seperti mata rantai pada sebuah rantai yang panjang, dan terdiri dari empat macam basa kimia : Adenin, Guanin, Citosin dan Timin. Keempatnya di kasi lambang huruf biar mudah – A, G, C dan T. Inilah abjad yang ada pada kode genetik. Sederhana, orang malah bisa buat sampai 12 kode lo. Alam itu sederhana mah.
Balik lagi ya, nah ini gambar DNA. Coba perhatikan bagaimana bentuknya dan sesuaikan dengan penjelasan di atas tadi.
Tiap tangga dalam DNA terdiri dari kombinasi dua dari empat huruf ini. karena sifat afinitas kimianya, A selalu berpasangan dengan T, C selalu berpasangan dengan G. Dan pasangan ini disebut pasangan basa. Nah, barisan dari pasangan basa tertentu ini terikat oleh atom-atom hidrogen, dan inilah yang menyusun sebuah gen.

Kombinasi Tiada Akhir

Cuma empat huruf kan? Tampaknya dikit banget untuk jadi kamus besar bahasa kehidupan. Tapi, wow, kalau kita melihat secara lebih luas lagi, kombinasinya mencengangkan. Gini loh, tiap barisan kan ada empat kemungkinan kombinasi huruf ini, yaitu AT, TA, CG atau GC. Tapi ini baru pasangan basa pertama. Pasangan basa kedua, ada empat kemungkinan lagi. Nah, kalau ada dua pasangan basa aja, udah ada 16 kemungkinan. Empat kali empat. Untuk pasangan basa ketiga? Kalikan empat lagi. Tau gak manusia punya berapa gen? banyaaak banget. Dan setiap gen punya paling sedikit 2 ribu pasangan basa! Gila! Kalikan aja 4 dengan 4 sebanyak dua ribu kali. Hiiiyyy. Itu minimal. Ada gen manusia yang isinya sampai 200 ribu pasangan basa loh. Dahsyat.
Nah, seperti halnya kamus, tiap kombinasi punya makna berbeda. Tiap kombinasi punya arti pada sifat tertentu. Ada yang menentukan warna rambut, menentukan warna mata, menentukan bentuk telinga, menentukan bentuk kulit, dan sebagainya.
Cuma pada kembar identik saja orang bisa punya informasi genetik yang sama. Kalau bukan kembar genetik, tidak satupun manusia yang punya informasi genetik yang sama dengan manusia lainnya.
Ini baru sebagian kecil dari genom manusia. Genom tuh ya semua materi genetik pada kromosom. Ada beberapa fakta lain mengenai genom manusia.
  1. Tubuh manusia terdiri dari sekitar 100 triliun sel alias seratus juta juta sel.
  2. Tiap sel punya kode DNA yang mengandung sekitar 1,5 miliar pasangan basa! (Bayangkan mengalikan 4 dengan 4 sebanyak 1,5 miliar kali)
  3. Kalau semua DNA di tubuh manusia direntangkan dari ujung ke ujung, panjangnya akan mencapai matahari. Dan belum selesai, ia kembali lagi ke bumi, terus begitu hingga 600 kali! (jarak bumi ke matahari itu 150 juta kilometer, kaliin 1200 kali aja coba, nyampe mana kira-kira?)
  4. Kalau kamu nekad menyebutkan satu demi satu huruf genetik pada genome kamu, satu huruf tiap detik, 24 jam sehari, perlu satu abad baru semuanya selesai disebutkan.
  5. Tiap detik ilmuan menyandikan 12 ribu huruf DNA dalam Human Genome Project
  6. DNA kita 98% identik dengan DNA simpanse.
  7. DNA kamu itu Cuma berbeda 0.2% dengan DNA gue, sisanya 99.8% sama. Semua manusia yang ada sekarang seperti itu. Artinya, dengan hanya satu per 500 bagian dari DNA saja perbedaannya, sudah menunjukkan perbedaan yang luar biasa besar antara kamu dengan orang Afrika, orang Eropa, orang Greenland, dan tentu saja, gue.
  8. Hebatnya lagi, sampai sekarang ilmuan belum tau fungsi nyata dari 97% DNA manusia. Wah, bisa jadi kamu yang menemukannya loh. Seru kan?

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
READ MORE - Heliks Ganda DNA

Hubungan Golongan Darah dan Gen


Darah bersifat kompleks, jaringan hidup yang mengandung banyak jenis sel dan protein. Darah berperan sebagai transporter, regulator, dan sistem pertahanan, dimana aliran darah melalui tubuh melaksanakan berbagai fungsi penting tersebut.
Protein dan Golongan Darah
Sebagai mana kita tahu, gen berfungsi menyandikan protein apa yang harus dibuat. Karena protein sendiri menyusun darah manusia, dan golongan darah ditentukan oleh komposisi protein-protein di dalamnya, maka otomatis ada hubungan kuat antara gen dan golongan darah manusia. 19-21 gram dari 100 ml darah merupakan komponen protein.  Sebagai contoh, warna merah pada sel darah merah misalnya, merupakan akibat dari keberadaan hemoglobin, sebuah protein konjugat yang tersusun dari sebuah globin (sejenis protein) dan hematin (pigmen non protein yang mengandung besi). Selain hemoglobin yang membawa oksigen, juga ada protein lain yang membawa oksigen yaitu hemerythrin (berwarna ungu kemerahan) dan hemocyanin (berwarna biru tembaga). Sel darah putih juga mengandung protein-protein kecil. Keping darah mengandung protein actomyosin yang banyak serta glikoprotein yang berperan dalam pembekuan darah. Dalam plasma apalagi, banyak sekali protein termasuk pembeku darah (fibrin) dan protein penjaga keseimbangan tubuh.
Antigen juga protein. Istilah gen dalam antigen bukan bermakna bahwa dia lawan dari gen (penyandi protein) tapi antigen adalah zat penyusun dasar.
Perbedaan molekul-molekul darah disebut agglutinogen (sejenis antigen) yang
melekat pada permukaan sel darah merah. Ada dua jenis agglutinogen, jenis “A” dan jenis “B”. Setiap jenis memiliki sifat yang berbeda. Sistem klasifikasi darah ABO menggunakan ada atau tidak adanya molekul-molekul ini untuk menggolongkan darah menjadi empat golongan darah :
Gambar : Permukaan Darah
Golongan darah
(Fenotip)
Antigen dalam eritrosit
Agglutinin
dalam plasma darah
O-Anti-A dan Anti-B
AAAnti-B
BBAnti-A
ABA dan B-
Tabel: Hubungan antara golongan darah seseorang dengan macam antigen dan agglutinin yang dimilikinya
Tingkat kekhususan lain untuk golongan darah dengan memeriksa ada atau tidak adanya protein Rh. Setiap golongan darah memiliki satu protein Rh , baik positif “+” (memiliki protein Rh) atau negatif “-” (tidak ada protein Rh). Misalnya, orang yang golongan darah adalah “A positif” (A +) artinya memiliki golongan darah A dan protein Rh pada permukaan sel darah merah mereka.
Golongan Darah merupakan warisan
Bagian terluar sel darah merah (Eritrosit) merupakan bahan sangat kompleks yang tersusun dari protein, polisakarida dan lemak, banyak diantara adalah antigen alias zat kelompok darah. Keberadaan sebagian besar antigen ini ditentukan secara genetik, dan jumlahnya sedemikian hingga hanya ada sedikit, kalaupun ada, manusia di bumi ini yang memiliki kumpulan antigen yang identik pada darah merahnya – kecuali kembar monozigot. Perbedaan di seluruh darah ini dipelajari pada awal pengembangan teknologi transfusi darah. Dasar-dasar teknologi ini dimulai oleh penemuan Karl Landsteiner (Peraih nobel 1930) atas pengamatannya pada empat kelompok darah warisan.
Golongan darah bersifat herediter yang ditentukan oleh tiga gen alel yang memproduksi tiga jenis antigen : A, B dan O. Molekul antigen A dan B pada permukaan sel darah merah yang diproduksi oleh dua enzim yang berbeda. Kedua enzim dikodekan oleh versi yang berbeda, atau alel-alel, dari gen yang sama: A dan B. Enzim untuk kode alel A dan B menghasilkan antigen tipe A dan B masing-masing. Versi ketiga dari gen ini, yaitu alel O, kode untuk protein yang tidak fungsional dan tidak menghasilkan molekul permukaan. Antigen bukan hanya ada pada manusia, tapi ada pada sel darah merah primata lainnya dan juga ada pada perut babi dan kuda. Dua salinan gen diwariskan, satu dari setiap orangtua. Kemungkinan kombinasi alel menghasilkan golongan darah dengan cara berikut:
Gambar : Pewarisan golongan darah dari orangtua
Sebagai contoh, seorang wanita bergolongan darah A (IAIO) menikah dengan seorang pria bergolongan darah O (IOIO) maka kemungkinan darah anak-anak mereka adalah sebagai berikut.
AyahIbuAnak
O
(IO)
(IO)
xA
(IA)
(IO)
A (IAIO)
O (IOIO)
Kemungkinan golongan darah anak-anak mereka adalah A kira-kira 50% dengan alel ganda (IAIO) dan O kira-kira 50% dengan alel ganda (IOIO).
Gambar : Golongan darah dan Plasma darah
Plasma darah dikemas dengan protein yang disebut antibodi. Tubuh memproduksi berbagai antibodi yang akan mengenali dan menyerang molekul asing yang dapat masuk dari dunia luar. Plasma darah seseorang tidak mengandung antibodi yang akan mengikat molekul yang merupakan bagian dari tubuh sendiri.
Ketika melakukan transfusi darah, penting untuk berhati-hati sesuai dengan donor dan penerima golongan darah. Jika sel darah donor memiliki molekul permukaan yang berbeda dari penerima, antibodi dalam darah penerima akan mendeteksi darah donor sebagai molekul asing. Hal ini memicu respon kekebalan tubuh yang mengakibatkan pembekuan darah. Jika sel darah donor memiliki molekul permukaan yang sama dengan penerima, tubuh penerima tidak akan mendeteksi darah donor sebagai molekul asing dan tidak akan meningkat respon kekebalan tubuh.
DAPAT DITERIMA
O -**
O +
B -
B +
A -
A +
AB -
AB
JE
N
I
S
D
A
R
A
H
AB........
AB -....
A +
....
-
..
B +
....
B -
..
O +
..
O -
.
Tabel : Donor dan resepien dalam transfusi darah
Ada dua golongan darah khusus dalam transfusi darah. Orang dengan golongan darah O adalah donor universal karena tidak ada molekul pada permukaan sel darah merah yang dapat memicu reaksi kekebalan. Orang dengan golongan darah AB adalah penerima universal karena mereka tidak memiliki antibodi yang akan mengenali tipe A atau B molekul permukaan.
Catatan: sel darah ditutupi dengan berbagai molekul permukaan. Untuk kesederhanaan, hanya tipe A dan B molekul permukaan yang ditampilkan di sini.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
READ MORE - Hubungan Golongan Darah dan Gen

tugu khatulistiwa sulawesi tengah

Kebanyakan orang Indonesia hanya tahu tugu khatulistiwa yang terdapat di kota Pontianak, padahal selain di Pontianak tugu khatulistiwa lainnya terdapat di Desa Khatulistiwa Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah, berada di tepi jalan poros Parigi – Gorontalo.Daerah ini terletak di bagian utara kabupaten Parigi, berbatasan dengan Provinsi Gorontalo, sekitar 271 km sebelah Utara Parigi. 

Tugu ini dibangun pada tahun 1992 sebagai tanda bahwa desa tersebut berada tepat pada garis khatulistiwa . Pembangunan tugu tersebut dalam rangka kegiatan Latihan Integrasi Taruna Dewasa (LATSITARDA) Nusantara XIII (1991-1992). Namun koordinat tugu khatulistiwa ini sebenarnya melenceng sejauh 60 m lebih ke utara dari lokasi garis khatulistiwa yang sebenarnya (berdasarkan datum WGS-84).

Sesungguhnya tugu ini bisa menjadi ikon kabupaten Parigi dan menjadi objek wisata bagi daerah tersebut. Namun sangat disayangkan keadaan tugu khatulistiwa ini tidak terawat dengan baik, kesan yang ada tugu ini hanya dibiarkan begitu saja dengan cat yang telah pudar bahkan disekitarnya telah tumbuh rerumputan liar. 




--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
http://disbudpar.sulteng.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=122:tugu-khatulistiwa-di-parigi-moutong&catid=46:parigi-moutong&Itemid=104
READ MORE - tugu khatulistiwa sulawesi tengah

Kamis, 03 Maret 2011

tips menghilangkan berbagai noda pakaian










Noda pada pakaian dapat dihilangkan dengan tips dibawah ini ...............

  1. Noda tinta ......................................... rendam pakaian dalam air selama 15 menit. Oleskan bagian yang ternoda dengan sabun colek, kucek sampai noda hilang.
  2. Noda minyak .................................... taburkan bedak pada bagian yang ternoda, setelah itu kucek pakaian, lalu cuci pakaian dengan sabun deterjen. Anda juga bisa memakai bensin atau minyak tanah sebelum menggunakan bedak.
  3. Noda getah ....................................... teteskan minyak tanah pada bagian yang ternoda, lalu gosok perlahan dengan sikat gigi. Jika getah sudah hilang cucilah pakaian seperti biasa.
  4. Noda teh dan kopi ............................ Jika kain terbuat dari katun atau kapas, rendamlah dalam larutan panas dari boraks atau asam tartaric. Jika terbuat dari sutera, wool atau sintetis gunakan larutan boraks hangat atau larutan ultraoksidasi edrogen (air oksigen) hangat.
  5. Noda lemak ..................................... pakaian berbahan katun, cuci pakaian dalam air hangat yang dicampur sodium. Bahan sutera atau sintetis dapat dihilangkan dengan bensin dan bedak. Caranya usap bagian bernoda dengan kain yang dicelupkan dalam bensin lalu taburkan bedak, sikat dengan lembut.
  6. Noda darah ..................................... gunakan larutan penghilang warna untuk pakaian yang berwarna putih, dan larutan boraks hangat untuk yang berwarna-warni. Untuk pakaian yang tidak boleh dicuci gunakan adonan amonia, sikat lembut dan ulangi proses sampai noda hilang.
  7. Noda buah-buahan .......................... gunakan larutan penghilang warna atau larutan boraks yang telah yang telah didihkan selama 5 menit.
  8. Noda susu ....................................... letakkan bagian teroda diatas bongkahan es dan tunggu sampai noda susu membeku, lalu hilangkan. Jika masih berbekas ulangi dengan menggunakan cuka asam.
  9. Noda cat .......................................... rendamlah pakaian yang terkena cat dalam kerosin. lalu sisa bagian yang membandel bersihkan dengan bensin.
  10. Noda luntur ......................................jika pakaian kelunturan warna pakaian lain, maka anda dapat merendamnya ke dalam larutan asam cuka dicampur dengan deterjen selama 30 menit
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/1893043-tips-menghilangkan-noda-pakaian/
READ MORE - tips menghilangkan berbagai noda pakaian

sambel ala anak kos

sambal korek hijau bikin kangen...




Bahan:
8 buah cabe rawit hijau
2 siung bawang putih
garam
2 sendok minyak sayur

cara membuat:
Cuci bersih bawang dan cabe rawit, kemudian uleg kasar dan tambahkan sedikit garam, tuangi sedikit minyak sayur...


Sambal ini cocok dinikamati bersama lele goreng atau tempe goreng, dengan terlebih dahulu dipenyet bersama sambalnya
 
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
http://rustanto73.blogspot.com/
READ MORE - sambel ala anak kos

orang yang mirip tokoh kartun

ternyata ada juga orang yang mirip wajahnya dengan tokoh kartun. walaupun tidak 100%, :).
tapi sekilas mirip juga...
mungkin pengaruh ibunya ngidam kartun ya,,



ini mirip sama shinchan ...






















bpk presiden kita juga mirip sama bapak nya nobita
dalam film doraemon...









pria atau wanita ya..?
tapi dia ini mirip dengan Dora.. hehe








 













dua anak ini mirip sama upin dan ipin...
READ MORE - orang yang mirip tokoh kartun

Minggu, 27 Februari 2011

Terjadinya Danau Lindu Sulawesi Tengah

Dikisahkan bahwa suatu hari kapal yang membawa Sawerigading sepulang dari perjalanan ke tanah China untuk mengawini tunangannya We Cudai berkunjung ke laut kaili. Saat itu di tanah kaili terdapat beberapa kerajaan lokal yang berdaulat mulai dari Banawa, Bangga hingga Sigi. Setelah berkunjung ke Ganti, ibu kota kerajaan Banawa, Sawerigading berlayar ke arah selatan menuju pantai negeri sigi-pulu, dalam wilayah kerajaan sigi. Perahu Sawerigading berlabuh dipantai Uwe mebere, yang sekarang ini bernama Ranaromba. Kerajaan sigi dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Ngginayo atau Ngilinayo yang berparas cantik dan namun belum menikah. Sawerigading terpikat oleh kecantikannya dan langsung mengajukan pinangannya untuk menjadikannya permaisuri, untuk memenuhi permintaanya Ngginayo mensyaratkan agar ayam aduan sawerigading yang bernama Baka Cimpolong terlebih dahulu mengalahkan ayam aduan raja sigi yang bernama Calabai, syarat itu disetujui Sawerigading , sehingga disepakatilah suatu waktu untuk menggelar upacara adu ayam sekembali dari kunjungan sawerigading kepantai barat, sambil di persiapkan arena (wala-wala) adu ayam.
Dipantai barat perahu Sawerigading berlabuh dipantai kerajaan Bangga, yang dipimpin oleh raja Wambulangi seorang perempuan yang bergelar Magau Bangga.dengan magau Bangga Sawerigading mengikat perjanjian persahabatan.
Setelah kunjungan ke bangga Saweri Gading kembali ke Sigi. Dalam perjalanan itu Sawerigading singgah di sebuah pulau kecil Bugintanga (pulau tengah), untuk menambatkan perahunya ia menancapkan sebatang tonggak panjang (Tokong –bgs-) ketika meninggalkan pulau itu Sawerigading tidak mencabut Tonggak itu, sehingga bertumbuhlah dan sampai kini dipercaya oleh penduduk sebagai kebangga atau bululanga yang terletak di kampung kaleke.
Di Sigi persiapan pertarungan sudah diselesaikan, sebuah gelanggang (wala-wala) sudah di sediakan bagi baka cipolong dan calabai, para penduduk juga sudah mendengarkan dan bersiap untuk menyaksikan pertarungan yang akan digelar kesekan paginya, namun diluardugaan, satu malam sebelum upacara dimulai, tersiar kabar, yang mengharuskan pertarungan itu dibatalkan.
Anjing Sawerigading yang digelar La Bolong (si Hitam -bgs-) diam-diam turun dari perahu, untuk berjalan-jalan di dataran Sigi. Tanpa di sadarinya ia berjalan terlalu jauh ke selatan hingga kemudian terperangkap kedalam sebuah lubang yang besar tempat kediaman se ekor Lindu (belut) yang sangat besar. Karena merasa terganggu dengan kedatangan anjing La Bolong yang tiba-tiba itu maka si Lindu menjadi marah dan menyerang La Bolong sehingga terjadilah pertarungan yang amat sengit antara keduanya. Sedemikian dahsyatnya pertarungan itu sehingga seolah-olah menimbulkan gempa yang menggetarkan bumi, penduduk pun menjadi panik dan ketakutan dibuatnya. Pada satu kesempatan La Bolong berhasil menyergap Lindu itu dengan taring-taringnya, kemudian dengan cengkeraman mulutnya ia menyentakan dan menarik sang Lindu hingga tercabut dari lubangnya. Sejenak kemudian La Bolong menyeret dan melarikan belut yang meronta-ronta itu ke arah utara.
Sementara itu, lubang tempat tinggal Lindu yang telah menjadi kosong dengan cepat terisi air, Sehingga lama kelamaan menjadi penuh dan meluap-luap, menggenangi daerah sekitarnya sampai akhirnya membentuk sebuah danau yang saat ini dikenal sebagai danau Lindu.
Demikian riwayat danau Lindu yang dikutip dari legenda Sawerigading, sebagaimana penuturan Matulada dalam bukunya sejarah dan kebudayaan To Kaili. Dibandingkan dengan penuturan Paulus Tampilangi, salah seorang tokoh Lindu pada tahun 2001, mitos pembentukan danau Lindu sedikit berbeda, meskipun alur ceritanya memiliki beberapa kemiripan sbb,
Di kisahkan, pada jaman dahulu kala dataran disekitar Lindu belum menjadi tempat tinggal manusia karena pada umumnya masyarakat pada saat itu memilih untuk tinggal di lereng-lereng gunung, maupun punggung-punggung bukit dalam kelompok-kelompok kecil yang terpencar-pencar, di Lantawongu, Katapia, Watureo, Sindimalei Lindu Tongoa dan Sandipo.
Beberapa jarak dibawah kaki gunung mapun bukit-bukit itu terdapat dataran, yang digenangi air sehingga membentuklah suatu rawa yang sangat luas. Di rawa itu hidup seekor Lindu atau belut yang sangat besar ukurannya. Selain besar Lindu, dikisahkan bahwa Lindu itu sangat buas. Ia menyerang dan memangsa hewan apa saja bahkan manusia yang dijumpainya disekitar rawa. Itulah sebab tidak seorangpun yang masyarakat pada saat itu yang berani datang apalagi bermukim tepian rawa.
Lindu itu hidup bak raja di daerah rawa yang maha luas itu, tidak henti-hentinya ia memangsai hewan-hewan hutan yang datang untuk minum dipinggiran rawa, tidak jarang manusia yang tersesat kedaerah rawapun dijadikannya santapannya, sehingga lama kelamaan jumlah anggota masyarakat yang menjadi mangsa Lindu menjadi banyak dan terus menerus bertambah banyak, sehingga mengakibatkan keresahan di kalangan masyarakat Lindu.
Keresahan yang menumpuk mulai menimbulkan ketakutan yang menghantui seluruh masyarakat pada saat itu. Keadaan ini mendorong totua maradika, ngata dan todea berkumpulah di suatu tempat untuk menyelenggarakan musyawarah (Mo Libu), dalam musyawarah itu para tokoh merundingkan cara untuk membunuh Lindu yang jahat itu.
Dikisahkan bahwa jalannya musyawarah berlangsung alot, silang pandapat terjadi antara para tokoh yang menghendaki agar setiap pemukiman mengirimkan sepuluh orang terkuatnya untuk membunuh lindu itu dengan para Tokoh yang mengusulkan untuk meminta bantuan ke keluarga mereka di Kerajaan Sigi, dengan pertimbangan hamparan rawa sangat luas bagi mereka, sehingga akan sulit untuk mengetahui dimana tepatnya lindu berada. Apalagi Lindu selalu berpindah dari satu tempat ketempat dalam mencari mangsanya, sehingga usul untuk meminta bantuan kesigilah yang diterima. Para pemuka bahwa percaya bantuan dari Kerajaan Sigi akan cepat menyelesaikan masalah.
Kerajaan Sigi pada waktu itu dipimpin oleh seorang raja perempuan yang bernama Bunga Manila , seorang raja yang terkeanl arif dan bijaksana, konon kabarnya ratu Bunga manila merupakan penjelmaan daun “tovavako”. Para pemuka di Lindu mengira saat itu Bunga Manila memiliki anjing pemburu yang terkenal berani, tangkas, kuat dan ganas yang bernama Liliwana atau penjelajah rimba. Menyusul keputusan itu, diberangkatkanlah beberapa orang menyampaikan ke kerajaan Sigi.
Di kerajaan Sigi, Ratu Bunga Manila, merasa sedih dan terharu begitu mengetahui kemalangan yang menimpa suadara-saudaranya di Lindu. Terlebih lagi ketika ia mengetahui maksud kedatangan keluarganya dari Lindu untuk memintai bantuannya mengirimkan Liliwana untuk menumpas sang Lindu, sementara ia tidak pernah memiliki anjing pemburu seperti dimaksudkan masyarakat Lindu itu.
Akan tetapi untung sekali, beberapa orang disekitar istana Bunga Manila yang turut mendengarkan percakapan itu mengaku pernah mendengar dan mengetahui perihal anjing perkasa yang bernama Liliwana itu. Disampaikannya Liliwana adalah anjing milik seorang raja di dari kerajaan Luwu di Sulawesi bagian Selatan. Mendengarkan hal ini Ratu Bunga Manila segera mengirimkan utusan ke kerajaan Luwu hal ini dilakukannya demi membantu saudara-saudaranya di Lindu.
Pada saat itu antara kerajaan sigi dengan kerajaan Luwu berikut kerajaan-kerajaan lain di Sulawesi selatan telah terjalin hubungan yang baik. Hubungan itu antara lain terjalin melalui kerjasama di bidang perdagangan. Sebelum memberangkatkan utusannya Raja Sigi terlebih dahulu menyampaikan bahwa di selatan terdapat enam buah kerajaan, yang di ilustrasikan dengan ; “Payung ri Wulu, Somba ri Gua, Mangkau ri Bone, Datu ri Sopeng, Ade ri Sidrap dan Aung ri Wajo”.
Penyampaian ini dilakukan Raja Sigi agar supaya para utusan nantinya dapat menyampaikan pesan dengan baik-baik, santun dan berhati-hati, karena mereka akan berhadapan dengan raja-raja yang arif. Setelah memperoleh wejangan, berangkatlah utusan Raja Sigi yang terdiri dari tujuh orang. Dalam perjalanannya ke tujuh utusan pertama-tama menuju ke kerajaan Luwu. Di kerajaan ini para Utusan diterima dengan baik sekali, oleh Payung ri Wulu, mereka dijamu dengan baik mengingat hubungan yang baik antara kerajaan Sigi dan Luwu. Setelah melewati perjamuan di lingkungan istana, Payung ri Luwu memanggil utusan dari Raja Sigi itu untuk membicarakan maksud kedatangan mereka, ia menayakan berita apa yang hendak disampaikan oleh Raja Sigi kepadanya. Salah seorang utusan kemudian menceritakan apa yang terjadi dengan saudara mereka di Lindu sekaligus menyatakan maksud raja Sigi untuk meminjam Liliwana, anjaing pemburu yang kabarnya merupakan peliharaan Raja Luwu.
Raja Luwu membenarkan berita itu, ia juga bersedia meminjamkan Liliwana kepada Raja Sigi, demi persahabatan yang sudah terjalin, sembari berpesan agar anjing pemburu itu diperlakukan sebaik-baiknya, seperti halnya memperlakukan anak sendiri.
Singkat cerita, utusan Raja Sigi segera pulang. Karena keadaan yang sangat mendesak lama waktu perjalanan dari Luwu ke Sigi yang biasa ditempuh selama tujuh hari dapat di lalui dalam satu hari. Setibanya di Sigi, Liliwana diistirahatkan dua hari, setelah itu barulah si anjing pemburu yang perkasa meneruskan perjalanan ke dataran Lindu. Tiba di Lindu, anjing pemburu yang gagah berani ini tidak menyia-nyiakan waktu, dengan indera penciumannya yang tajam, ia segera melacak keberadaan si Lindu. Dalam waktu yang singkat Liliwana segera menemukan buruannya, sejenak kemudian terjadilah pertarungan yang seru antara Liliwana dan Lindu. Dalam perkelahian yang sengit itu kedua hewan saling menyerang, menggigit dan bergumul. Suatu waktu Liliwana terlilit dan berada di bawah, tetapi disaat yang lain, Lindu yang berada di bawah. Demikianlah terjadi berulang kali dalam waktu yang lama.
Pertarungan antara Lindu dan Liliwana disaksikan oleh masyarakat yang dari tujuh pemukiman yang berada di perbukitan dan pegunungan disekeliling rawa. Mereka menyaksikan pertarungan itu dengan perasaan was-was dan khawatir, tidak sedikit yang meneteskan air mata karena tegangnya, mereka sangat khawatir kalau-kalau Liliwana tidak dapat mengalahkan si Lindu, karena dapat dibayangkan bagaimana akibatnya bila ternyata sang Lindu keluar sebagai pemenang.
Namun untunglah, pada suatu kesempatan Liliwana berhasil menggigit kepala Lindu itu dengan kuatnya, taring-taringnya yang tajam menghunjam kedalam daging hingga tengkorak Lindu, dan mencengkeramnya dengan kuat. Si Lindu menggelatarkan badannya yang besar, meronta-ronta, sambil memukul-mukulkan badannya mengipasi tumbuhan dan pepohonan yang ada dipermukaan rawa yang berlumpur, namun cengkeraman Liliwana terlalu kuat, sehingga ia tak kuasa meloloskan diri, sehingga lama kelamaan Lindu menjadi lemah dan akhirnya menemui ajalnya. Liliwana keluar sebagai pemenang.
Kemenangan Liliwana disambut dengan penuh suka cita oleh seluruh penduduk lindu mereka bersorak dan bersyukur, sambil mengucapkan terima kasih didalam hati kepada Liliwana, anjing pemburu yang perkasa.
Sejak itu, masyarakat Lindu menguak lembaran baru dalam hidupnya, mereka mulai membuka pemukiman baru di sekitar rawa, diatas tanah-tanah yang landai, diseputar rawa, tanpa ada rasa takut terhadap serangan Lindu. Ditempat ini mereka dapat mencetak sawah dan membuka perkebunan yang luas. Apalagi tanah disekitar rawa merupakan tanah yang subur, karena di bentuk melalui pelapisan humus yang dibawa aliran sungai yang berhulu di gunung-gunung disekelilingnya.
Sementara itu, akibat pertarungan yang maha dahsyat antara Lindu dan Liliwana, permukaan rawa yang luas menjadi terkuak, membentuk sebidang danau yang besar. Orang-orang yang tinggal di sekitarnya menamakannya sebagai Rano Lindu atau Danau Lindu.
Meskipun mengandung beberapa perbedaan, namun pada intinya kedua versi cerita rakyat diatas meyakini bahwa pembentukan danau Lindu, diawali dengan terjadinya pertarungan antara seekor Lindu dengan se ekor anjing pemburu.
Jika dikaitkan secara ilmiah menurut Whitten (1987) yang menghubungkan dengan analisa binatang moluska, menyatakan bahwa Danau Lindu terbentuk pada masa kira-kira antara 5 sampai 1.6 juta tahun yang lalu. Cerita versi kedua lebih mendekati nyata.
Kedua riwayat juga mengkaitkan riwayat pembentukan danau Lindu dengan kerajaan sigi dan bangsawan-bangsawan dari sulawesi selatan, yaitu Sawerigading dari Bone dan Payung Ri Luwu dari kerajaan Luwu, melalui intermediasi raja perempuan Sigi. Keterkaitan itu dijalinkan melalui kepemilikan mereka terhadap anjing pemburu yang perkasa (Liliwana versi Tampilangi atau La Bolong versi Matulada).
Sawerigading adalah tokoh legendaris dalam cerita rakyat tanah kaili. Tokoh ini dihubungkan dengan kedudukan kerajaan Bone, sebagai kerajaan bugis di Sulawesi selatan yang mempunyai hubungan persaudaraan dengan kerajaan-kerajaan di tanah kaili. Dapat diperkirakan bahwa hubungan-hubungan yang akrab antara kerjaan Bone dengan kerajaan-kerajaan di Tana kaili berlangsung pada abad ke-17. adapun tokoh sawerigading di sulawesi selatan tersebut terdapat dalam epos la-galigo, dipandang sebagai peletak dasar dan cikal bakal raja-raja bugis, khusunya dikerajaan Luwu yang terletak di sebelah utara kerajaan Bone. (Matulada, 1976, et al.,)
Menurut Matulada (et al.,) ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai alat identifikasi etnologis, untuk suatu kelompok manusia dalam suatu komunitas tertentu untuk membedakannya dari kelompok-kelompok lainnya. Biasanya digunakan beberapa kedaan khusus dari kelompok itu sebagai alat identifikasi yang dimaksud seperti ; dialek, ciri kebudayaan, nama tempat, keadaan alam tertentu dan sebagainya, keadaan itulah yang kemudian menjadi identitas atau sebutannya.
Matulada (et al.,) juga mencontohkan bentuk pengelompokan yang dimaksud, misalnya berdasarkan bahasa, terdapat sebutan orang bugis atau orang jawa, kepada suatu kaum dikarenakan mereka berbahasa bugis maupun bahasa jawa; demikian halnya, berdasarkan dialeknya, sebagaimana Adriani dan Kruijt dalam Matulada (et al.,) mengelompokan dialek-dialek dalam kalangan yang disebutnya Toraja, dengan menggunakan kata sangkal seperti ; tae, rai, ledo, daá dan lain-lain. Selajutnya, berdasarkan ciri kebudayaan yang melekat pada suatu kaum Matulada, mencontohkan penamaan yang terjadi pada “to panambe” , yaitu masyarakat yang bermata pencaharian hidup dengan menggunakan alat penangkap ikan yang disebut “panambe”, sedangkan untuk suatu kelompok atau kaum yang diidentifikasikan menurut nama tempatnya, dicontohkan To Palu, To (ri) palu, ialah orang atau kaum yang bermukim di palu.
Menggunakan pendekatan serupa itu, nampaknya identifikasi atau sebutan bagi Toi Lindu didasarkan pada nama tempat mereka bermukim saat ini, yaitu dataran di sekitar danau Lindu, sehingga masyarakat yang bermukim disekelilingnya di kenal sebagai To Lindu atau orang yang bermukim di dataran Lindu.
To Lindu, merupakan sub kultur atau sub etnik Kaili. Matulada, 1976 mengelompokan beberapa kelompok etnis yang dapat dikategorikan sebagai bagian dari etnis Kaili, yang dalam pernyataan-pernyataan kulturalnya saat itu dapat disebut sesuai dengan nama tempat pemukimannya. Sebagai berikut ; 1) To palu, 2) To Biromaru, 3) To Dolo, 4) To Sigi, 5) To Pakuli, To Bangga, To Baluase, To Sibalaya, To Sidondo, 6) To Lindu, 7) To Banggakoro, 8. To Tamungkulowi dan To Baku, 9) To Kulawi, 10) To Tawaeli, 11) To Susu, To Balinggi, To Dolago, 12) To Petimpe 13) To Raranggonau, 14) To Parigi.
Matulada mengakui bahwa dalam kalangan sub etnik tersebut acapkali terjadi penggolongan yang lebih kecil lagi, dengan ciri-ciri khusus, yang kelihatannya lebih dekat kepada kelompok kekerabatan, yang menunjukan sifat satuan geneologisnya. Kekhususan yang dimaksud dapat pula meliputi ceritera asal usul maupun dialek, yang merupakan pernyataan kulturalnya.
danau-linduHal demikian dapat dijumpai pada To Lindu. untuk menegaskan identitasnya, To Lindu memiliki sejumlah cerita rakyat (Folk Tale), mitos, tokoh-tokoh legendaris yang menjadi suatu pengikat solidaritas bagi anggota masyarakat yang terhisap kedalam sub etnis Lindu.
Bahasa To Lindu digunakan To Lindu berdialek Tado. Dialek ini merupakan salah satu jenis dialek yang tergolong delam rumpun bahasa kaili sebagaimana Unde, Ledo, Tara, Daá dan lain-lain. Penggunaan dialeg ini juga membedakan To Lindu dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya dalam rumpun kaili, termasuk To Kulawi yang berbahasa Uma maupun Moma maupun Ompa. Dibandingkan dengan Pemakaian dialek lain dalam rumpun bahasa kaili, pemakaian dialek Tado kemungkinan merupakan populasi terkecil. Selain To Lindu, komunitas asli Sinduru di Desa Tuva, juga mengklaim diri sebagai pengguna dialek ini, meskipun dengan sedikit varian. Mereka menyebut dialek mereka sebagai dialek “Tado Mbei” , dalam cerita mengenai asal-usulnya, masyarakat Sinduru di Tuva, mengakui bahwa leluhur mereka dulunya berasal dari dataran Lindu, yang bermigrasi ke daerah barat dan membuka pemukiman pertamanya di Oda vatu, suatu tempat yang terletak di sebelah timur desa Tuva kecamatan Gumbasa saat ini.
To lindu juga memiliki sejumlah cerita rakyat maupun mitos mengenai asal-usul mereka, maupun legeda-legenda mengenai ketokohan leluhur mereka, yang selain menimbulkan kebanggan pada diri mereka sebagai bagian dari To Lindu, juga menjadi pengikat solidaritas. Oleh Paul Cohen (2001, et al.,) menekankan bahwa mitos Mitos ini bukan berarti sesuatu yang salah atau tidak nyata. Sejarah sebagai mitos dimaksudkan sebagai sejarah yang dipakai untuk justifikasi tindakan masa kini. 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
http://lorelindu.wordpress.com/2009/03/06/kisah-terjadinya-danau-lindu/
READ MORE - Terjadinya Danau Lindu Sulawesi Tengah